Kamis, 27 Maret 2008

Beauty and the beast

Dulu waktu kecil saya lumayan terkesan dengan cerita ini. Di sini digambarkan bagaimana seorang putri cantik yang dengan cintanya yang tulus, bisa menghilangkan kutukan pada seorang pangeran yang mukanya buruk sekali, dan akhirnya berubah menjadi seorang yang tampan sekali.

Pendapat saya:

"Saya kira cerita ini bisa mewakili para cowok yang mukanya 'pas-pasan' atau kalau lebih kasarnya cowok yang mukanya 'ancur', bisa mendapatkan wanita yang cantik. Tetapi setelah dilihat lagi, ya ternyata cintanya yang tulus muncul ketika pangeran itu hampir mati, dan klo mau dibilang cinta karena kasihan".

Cinta (sebenarnya basi klo ngomongin cinta, udah banyak pembahasannya, tapi kita coba melihat cinta dari sisi yang berbeda). Begini maksud saya, pertama, cinta itu ga akan datang klo kamu punya muka yang 'pas-pasan', kedua, cinta itu ga akan datang klo kamu orang miskin.

Maaf, saya ngomong jujur saja, ga usah tersinggung dulu. Di sini saya ingin menyusun konsep cinta rasional, bukan cinta perasaan. Udahlah, memang sudah hukum alam, bagi kaum adam yang jelek ga usah ngarapin ada cewek cantik yang suka sama kamu, terima aja takdir kalian, begitu juga kaum hawa, klo kamu jelek terima saja. Begitu juga, klo kamu orang miskin, ga usah banyak berharap banyak, ga akan ada yang ngelirik kamu, bahkan bisa jadi kamu dianggap kecoak (jijik untuk dilihat, klo bisa diinjak saja). Pernah dengar cerita nabi Yusuf? Nah, dia itu banyak disukai kaum hawa di zamannya karena dia itu tampan.

Kaya dan tampan. Ke-dua syarat itu ga harus bersamaan, boleh salah satu saja, dan kamu bakal dapat pasangan yang sesuai keinginan kamu. Saya ngomong seperti ini, karena memang dalam Islam mengajarkan hal yang demikian. Dalam Islam itu ada 4 sebab kenapa kita memilih seseorang:
  • Kekayaan
  • Cantik/tampan
  • Keturunan baik-baik
  • Agama
Walaupun dalam Islam, yang diutamakan yang dipilih-klo misalnya ga ada sebab yang disebutkan di atas-maka yang yang diutamkan adalah agamanya. Ini sih sama saja kita ga hargai orang, itu kita menghargai hanya karena agamanya.

Memang membingungkan, tapi setelah saya berpikir lagi, ya.. ternyata cinta itu (pada lawan jenis) ga ada yang namanya ketulusan, semuanya harus ada sebab. Klo ga ada sebab, ga akan ada akibat. Begini maksud saya, kamu miskin, kamu jelek, kamu jahat, kamu agamanya pas-pasan, jangan harap ada orang yang bakal suka sama kamu.

Saya katakan:

"Cinta itu bisa dikatakan tulus bila kamu bisa mencintai seseorang melampaui semua sebab yang saya katakan di atas. Cinta yang tanpa di dahului sebab. Cinta yang datang begitu saja. Cinta yang tidak membutuhkan syarat. Cinta yang apa adanya. Cinta yang bisa mencitai semua kelebihan dan kekurangan".

Dulu saya pernah ditanya oleh seorang teman saya, dia bertanya seperti ini:

"Bagaimana misalnya kamu bertemu dengan seorang perempuan yang sudah ga perawan lagi, apa kamu tetap akan suka sama dia?"

Saya katakan:

"Cinta tidak hanya terbatas pada keperawanan, cinta tidak ada hubungannya dengan keperawanan, cinta yang tulus melampaui segalanya".

Bagi anda yang kurang setuju dengan pendapat saya, silahkan tuliskan komentar anda. Saya tunggu kritik dan sarannya..

Tidak ada komentar: